Maaf kalau ada salah penulisan/jelek. Maklum masih amatir ^^ ditunggu komentar dan sarannya ^^Oh iya, tolong jangan diplagiatin/dijiplak yaa. Be creative *hehe* :D
Ngg, happy read..
-------
Masih dua puluh menit lagi bel masuk
berbunyi. Kelas 6D asuhan Bu Raissa sudah heboh. Pagi itu, tentu saja Farla,
anak yang paling bergaya di kelas itu membuat kehebohan.
“Kemarin, aku mengikuti
lomba Mewarnai di plaza, kemarin aku hanya mau membeli baju. Eh, aku lihat
brosur lomba mewarnai hari itu juga pukul dua siang, saat itu pukul dua belas.
Aku langsung mendaftar. Aku masuk kategori kelas 4-6 SD. Eh, walau enggak ada
persiapan aku mendapatkan juara dua!” pamer Farla sombong.
“Waaah … hebat banget!
Kemarin aku juga ikutan, kok aku enggak lihat kamu ya? Sayangnya aku enggak
lihat sampai pengumuman. Kayaknya aku enggak menang. Soalnya kata panitia,
peserta yang sudah pulang tapi menang akan ditelepon oleh pihak penyelenggara
Lomba Mewarnai. Tapi sampai saat ini belum ditelepon,” kata Sakura, anak biasa
saja tapi cerdas di kelas 6D. dia juga senang mewarnai dan menggambar lho,
prestasinya lumayan banyak baik di bidang seni maupun pendidikan.
“Kayaknya enggak
menang.” Sindir Farla.
“Kenapa kamu begitu
yakin?” tanya Riska, sahabat Sakura. “Lagipula, kenapa kamu bilang begitu? Kamu
kan kemarin disana. Masa’ enggak tahu siapa saja yang menang?”
“Ugh, kemarin aku
terlalu senang karena aku mendapat juara dua! Jadi aku tidak tahu siapa saja
yang menang!” balas Farla. “Lagian, kalau pesertanya pulang terus menang bisa
saja diganti kan?”
“Oh begitu.” Jawab
Riska, dia memandang Farla heran. Lalu memicingkan sebelah matanya.
“Sudah! Jangan terus
berdebat. Menurutku, perkataan Farla masuk akal. Bisa saja dia terlalu senang
karena menang, jadi tidak mendengar apa yang dikatakan MC atau juri.” Bantah Elayne. Aneh, kenapa Elayne malah membelanya?
Padahal, Elayne kan paling ‘anti’ dengan Farla. Kenapa sekarang dia membela
Farla?
“Ini jelas tidak masuk
akal! Menurutku, kalau yang menjadi pemenang pasti dipanggil untuk naik ke atas
panggung. Lalu biasanya diberi hadiah bersama-sama dengan pemenang lainnya.
Atau foto bersama. Tentu Farla melihat siapa yang ada disampingnya atau yang
diberi hadiah paling besar, yaa, yang mendapat hadiah paling besar tentu juara
pertama. Walaupun Farla terlalu senang, tapi tidak mungkin pula dia tidak
melihat siapa yang menjadi juara pertama. Apakah dia ada atau tidak ada!”
bantah Riska. Riska memang bercita-cita menjadi detektif. Makanya dia semangat
menyindir Farla. Dianggapnya jawaban Farla tidak masuk akal.
“Huh! Terserah apa
katamu. Kamu pasti syirik,” balas Farla dengan muka merah padam.
“Aku bukan syirik. Cuma
aku tidak percaya saja dengan penjelasanmu bahwa kamu terlalu senang sampai
tidak tahu siapa saja yang menang, benar-benar tidak masuk akal. Yaa, minimal
tahu wajahnya,” balas Riska.
“Jangan ribut! Bu
Raissa lagi jalan kesini!” teriak Viko, ketua kelas 6D. Serentak semuanya
bubar.
Benar
juga apa yang dikatakan Riska, batin Sakura sambil
duduk di bangkunya.
“Hei! Kamu memikirkan
apa Sakura?” tanya Nadine, teman sebangkunya.
“Eh, tidak-tidak.”
^_^
“Menurutku, Farla pasti
berbohong dengan alasannya.” Ujar Riska saat ia dan Sakura membeli minuman
dingin di kantin. Riska memang super duper ‘anti’ dengan anak yang sombong itu,
Farla.
“Hmmm,” Sakura hanya
bergumam tidak jelas. Dia tidak mau membuat gosip yang tidak-tidak.
“Ih! Komentarnya kok
hanya ‘hmmm’?” balas Riska marah. Riska memang tidak suka jika Sakura atau siapa
saja membalas komentarnya dengan singkat. Yaa, menurutnya sia-sia saja dia
berbicara panjang lebar!
“Ya, terus aku harus
komentar apa dong?” tanya Sakura terkikik. “Yaa, bisa jadi dia berbohong. Tapi
jangan terlalu memerangi dia seperti itu, deh. Bisa saja Farla ternyata tidak
berbohong.”
“Kamu kok membela
Farla? Bukannya bela aku, aku kan sahabatmu!” sungut Riska. Duh, kenapa Riska
jadi cemburuan gini, sih!
“Hah? Siapa yang
membela Farla? Aku cuma bilang, siapa tahu dia itu tidak berbohong.” Kata Sakura.
“Sudah deh, kita jangan bertengkar. Cari topik yang lain saja yuk!”
“Oh iya, kemarin kamu
lihat episode Masha and The Bear enggak? Yang dia …” mereka pun berganti topik
dengan acara kartun favorit keduanya, Masha and The Bear.
^_^
“Assalamu’alaikum.” Sakura
membuka pintu rumah.
“Wa’alaikumsalam.
Sakura!” seru Mamanya yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah
mingguan.
“Iya, ada apa Ma?”
tanya Sakura.
“Hari ini papa pulang,
tolong bantu Mama menyiapkan hidangan spesial, ya! Setengah jam lagi mama mau
arisan ke rumah Tante Dahlia!” kata Mama tersenyum.
“Siap Ma! Oh, Tante
Dahlia yang tinggal di Kompleks Khatulistiwa Blok B nomor 28 ya?” kata Sakura.
Sakura memang hafal sekali alamatnya, karena itu alamat … Farla! Dia sudah
beberapa kali ke rumah Farla. Tante Dahlia adalah mamanya. Rumah Farla gede,
bagus, dan halamannya asri lho! Sayangnya Farla sering menyombongkan diri jika
Sakura ke rumahnya. Tapi didepan Mamanya dan Mama Sakura, Farla bersikap
seakan-akan keduanya adalah sahabat.
“Iya. Kamu mau ikut?
Tapi ini acara ibu-ibu lho.”
“Yeee, emang Sakura
enggak mau ikut kok! Makanan spesial buat Papa apa, Ma?” tanya Sakura.
“Hmm, papa kan suka
ikan tuh. Yang pasti ada ikannya, kamu kan bisa masak. Terserah kamu deh, Ra!”
kata Mama. “Nah, mama siap-siap ya. Enggak mau telat soalnya,”
Sakura segera mengganti
baju, mengerjaka PR dengan teliti, lalu Shalat Dzuhur. Dan langsung memasak.
Papa
suka ikan ya, hmm … ikan apa ya yang enak tapi enggak sulit membuatnya? Tanya
Sakura dalam hati. Ikan bakar saja deh! Kan
ada bumbunya tuh. Terus sama tempe dan tahu goreng. Minumannya … jus tomat
saja! Kebetulan tomatnya kan banyak.
Sakura langsung memasak
ikan bakar, tempe dan tahu goreng, serta jus tomat. Yang namanya masakan
Sakura, pastinya delicious!
Mama pulang dari arisan,
kebetulan papa juga sudah pulang.
“Waah, ada ikan bakar!
Siapa yang bikin?” tanya Papa yang baru pulang dinas dari Jakarta.
“Sakura dong,” kata
Sakura.
“Wah, pasti enak.”
“Oh iya, Ra! Kemarin
kan kamu ikut lomba mewarnai, tadi Mama ditelepon pihak penyelenggara Lomba
Mewarnainya lho. Kamu dapat juara dua. Alhamdulillah kan? Nanti atau besok kita
ambil hadiahnya di plaza.”
Hah?
Aku juara dua? Bukannya juara dua Farla … batin Sakura.
Sakura hampir tersedak jus stroberinya.
“Kenapa Ra?” tanya
Mama.
“Enggak apa-apa. Cuma
Sakura senang, aja. Plus kaget. Hehehe …” jawab Sakura walau sedikit bingung.
Benar
apa yang dikatakan Riska! Aku harus segera telepon dia. batin
Sakura. Sehabis makan, dia langsung meminjam HP Mama, dan menelepon Riska.
“Halo Ris!” sapa Sakura
di telepon.
“Hai! Ada apa telepon nih? Tanya PR ya? PR IPA halaman 32 kelompok C!”
balas Riska, padahal Sakura enggak nanya itu.
“Bukan itu! Tapi ini
penting, aku percaya pada omonganmu disekolah tadi.”
“Percaya apa? hal penting apa? ayo bilang dong!”
“Tadi kamu bilang Farla
berbohong kan? Kayaknya emang benar, deh! Tadi Mamaku ditelepon pihak
penyelenggara Lomba Mewarnai. Katanya aku juara dua lomba mewarnai di plaza
kemarin!”
“Tuh kan apa aku bilang! Sudah kuduga. Kita harus susun rencana, aku
punya rencana bagus!”
“Apa?”
“Jadi ….” Riska pun memberi tahu apa idenya. Sakura hanya setuju.
^_^
Malamnya, Sakura, Mama,
dan Papa mengambil hadiahnya. Ada piagam, piala, dan uang senilai tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah.
“Ma, Pa, boleh ke toko
buku enggak?” tanya Sakura.
“Boleh dong. Tapi
jatahmu hanya dua buku ya, Sayang.” Kata Papa. Sakura mengangguk senang.
“Hmm, buku apa ya?”
Sakura memilih-milih buku KKPK. Akhirnya ia memilih KKPK Teman Tapi Musuh dan novel KKPK Batik
Girls.
^_^
Pagi itu, Farla
menyombongkan dirinya kembali. Kali ini dia “mengada-ngada” kalau dia baru saja
ditelepon oleh penerbit bahwa naskahnya akan diterbitkan. Padahal, Farla kan
tidak terlalu bagus dalam mengarang. Tugas mengarang pun ia mendapat C-.
“Hai Farla! Lihat deh
apa yang aku bawa,” sapa Sakura hangat. Ia memperlihatkan piagamnya bertuliskan
‘Juara 2 Lomba Mewarnai di Plaza Indah’.
Sontak, Farla terkaget.
“A … apa maksudmu?”
tanya Farla kaget bercampur malu.
“FARLA!” seru
Teman-Temannya marah. Termasuk Elayne yang membelanya kemarin. “Katamu kamu
juara 2 lomba mewarnai di Plaza, ternyata kamu berbohong. Jangan-jangan soal
penerbit itu kamu juga bohong. Dan yang lalu-lalu kamu juga bohong! Hebat
sekali kamu Farla!”
Farla terdiam. Lalu
menunduk. “Maafkan aku Teman-Teman. Selama ini aku sering iri karena
Teman-Teman punya banyak prestasi dan nilainya selalu tinggi. Nilaiku selalu
dibawah tujuh puluh dan tidak pernah mendapat 10 besar,”
Sakura tersenyum.
“Tidak apa-apa! Jangan diulangi lagi ya! Lagian kalau kamu mau punya banyak
prestasi dan nilai tinggi, perbanyak belajar dan latihan,” motivasi Sakura.
“Iya tuh, jangan
kerjaannya bohong terus! Dosanya makin banyak, Allah jadi enggak ridho kamu
dapat prestasi yang bagus,” cibir Riska. Ternyata dia masih sebal dengan Farla.
“Hehehe, Riska, maaf
ya!” kata Farla. “Semuanya, maaf ya. Terutama Sakura yang telah aku bohongi.”
Semuanya mengangguk.
^_^
Nah, gimana? Bagus, seru, kurang menarik, atau gak sesuai sama judul? Hehe maaf deh kalau kurang memuaskan-3- oh ya rencananya juga ini mau aku kirim ke penerbit. Doain semoga lancar ya, aminn.