Jumat, 27 Maret 2015

Pelajaran untuk Farla [CERPEN]

Maaf kalau ada salah penulisan/jelek. Maklum masih amatir ^^ ditunggu komentar dan sarannya ^^Oh iya, tolong jangan diplagiatin/dijiplak yaa. Be creative *hehe* :D

Ngg, happy read..

-------



Masih dua puluh menit lagi bel masuk berbunyi. Kelas 6D asuhan Bu Raissa sudah heboh. Pagi itu, tentu saja Farla, anak yang paling bergaya di kelas itu membuat kehebohan.
“Kemarin, aku mengikuti lomba Mewarnai di plaza, kemarin aku hanya mau membeli baju. Eh, aku lihat brosur lomba mewarnai hari itu juga pukul dua siang, saat itu pukul dua belas. Aku langsung mendaftar. Aku masuk kategori kelas 4-6 SD. Eh, walau enggak ada persiapan aku mendapatkan juara dua!” pamer Farla sombong.
“Waaah … hebat banget! Kemarin aku juga ikutan, kok aku enggak lihat kamu ya? Sayangnya aku enggak lihat sampai pengumuman. Kayaknya aku enggak menang. Soalnya kata panitia, peserta yang sudah pulang tapi menang akan ditelepon oleh pihak penyelenggara Lomba Mewarnai. Tapi sampai saat ini belum ditelepon,” kata Sakura, anak biasa saja tapi cerdas di kelas 6D. dia juga senang mewarnai dan menggambar lho, prestasinya lumayan banyak baik di bidang seni maupun pendidikan.
“Kayaknya enggak menang.” Sindir Farla.
“Kenapa kamu begitu yakin?” tanya Riska, sahabat Sakura. “Lagipula, kenapa kamu bilang begitu? Kamu kan kemarin disana. Masa’ enggak tahu siapa saja yang menang?”
“Ugh, kemarin aku terlalu senang karena aku mendapat juara dua! Jadi aku tidak tahu siapa saja yang menang!” balas Farla. “Lagian, kalau pesertanya pulang terus menang bisa saja diganti kan?”
“Oh begitu.” Jawab Riska, dia memandang Farla heran. Lalu memicingkan sebelah matanya.
“Sudah! Jangan terus berdebat. Menurutku, perkataan Farla masuk akal. Bisa saja dia terlalu senang karena menang, jadi tidak mendengar apa yang dikatakan MC atau juri.” Bantah Elayne. Aneh, kenapa Elayne malah membelanya? Padahal, Elayne kan paling ‘anti’ dengan Farla. Kenapa sekarang dia membela Farla?
“Ini jelas tidak masuk akal! Menurutku, kalau yang menjadi pemenang pasti dipanggil untuk naik ke atas panggung. Lalu biasanya diberi hadiah bersama-sama dengan pemenang lainnya. Atau foto bersama. Tentu Farla melihat siapa yang ada disampingnya atau yang diberi hadiah paling besar, yaa, yang mendapat hadiah paling besar tentu juara pertama. Walaupun Farla terlalu senang, tapi tidak mungkin pula dia tidak melihat siapa yang menjadi juara pertama. Apakah dia ada atau tidak ada!” bantah Riska. Riska memang bercita-cita menjadi detektif. Makanya dia semangat menyindir Farla. Dianggapnya jawaban Farla tidak masuk akal.
“Huh! Terserah apa katamu. Kamu pasti syirik,” balas Farla dengan muka merah padam.
“Aku bukan syirik. Cuma aku tidak percaya saja dengan penjelasanmu bahwa kamu terlalu senang sampai tidak tahu siapa saja yang menang, benar-benar tidak masuk akal. Yaa, minimal tahu wajahnya,” balas Riska.
“Jangan ribut! Bu Raissa lagi jalan kesini!” teriak Viko, ketua kelas 6D. Serentak semuanya bubar.
Benar juga apa yang dikatakan Riska, batin Sakura sambil duduk di bangkunya.
“Hei! Kamu memikirkan apa Sakura?” tanya Nadine, teman sebangkunya.
“Eh, tidak-tidak.”
^_^
“Menurutku, Farla pasti berbohong dengan alasannya.” Ujar Riska saat ia dan Sakura membeli minuman dingin di kantin. Riska memang super duper ‘anti’ dengan anak yang sombong itu, Farla.
“Hmmm,” Sakura hanya bergumam tidak jelas. Dia tidak mau membuat gosip yang tidak-tidak.
“Ih! Komentarnya kok hanya ‘hmmm’?” balas Riska marah. Riska memang tidak suka jika Sakura atau siapa saja membalas komentarnya dengan singkat. Yaa, menurutnya sia-sia saja dia berbicara panjang lebar!
“Ya, terus aku harus komentar apa dong?” tanya Sakura terkikik. “Yaa, bisa jadi dia berbohong. Tapi jangan terlalu memerangi dia seperti itu, deh. Bisa saja Farla ternyata tidak berbohong.”
“Kamu kok membela Farla? Bukannya bela aku, aku kan sahabatmu!” sungut Riska. Duh, kenapa Riska jadi cemburuan gini, sih!
“Hah? Siapa yang membela Farla? Aku cuma bilang, siapa tahu dia itu tidak berbohong.” Kata Sakura. “Sudah deh, kita jangan bertengkar. Cari topik yang lain saja yuk!”
“Oh iya, kemarin kamu lihat episode Masha and The Bear enggak? Yang dia …” mereka pun berganti topik dengan acara kartun favorit keduanya, Masha and The Bear.
^_^
“Assalamu’alaikum.” Sakura membuka pintu rumah.
“Wa’alaikumsalam. Sakura!” seru Mamanya yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah mingguan.
“Iya, ada apa Ma?” tanya Sakura.
“Hari ini papa pulang, tolong bantu Mama menyiapkan hidangan spesial, ya! Setengah jam lagi mama mau arisan ke rumah Tante Dahlia!” kata Mama tersenyum.
“Siap Ma! Oh, Tante Dahlia yang tinggal di Kompleks Khatulistiwa Blok B nomor 28 ya?” kata Sakura. Sakura memang hafal sekali alamatnya, karena itu alamat … Farla! Dia sudah beberapa kali ke rumah Farla. Tante Dahlia adalah mamanya. Rumah Farla gede, bagus, dan halamannya asri lho! Sayangnya Farla sering menyombongkan diri jika Sakura ke rumahnya. Tapi didepan Mamanya dan Mama Sakura, Farla bersikap seakan-akan keduanya adalah sahabat.
“Iya. Kamu mau ikut? Tapi ini acara ibu-ibu lho.”
“Yeee, emang Sakura enggak mau ikut kok! Makanan spesial buat Papa apa, Ma?” tanya Sakura.
“Hmm, papa kan suka ikan tuh. Yang pasti ada ikannya, kamu kan bisa masak. Terserah kamu deh, Ra!” kata Mama. “Nah, mama siap-siap ya. Enggak mau telat soalnya,”
Sakura segera mengganti baju, mengerjaka PR dengan teliti, lalu Shalat Dzuhur. Dan langsung memasak.
Papa suka ikan ya, hmm … ikan apa ya yang enak tapi enggak sulit membuatnya? Tanya
Sakura dalam hati. Ikan bakar saja deh! Kan ada bumbunya tuh. Terus sama tempe dan tahu goreng. Minumannya … jus tomat saja! Kebetulan tomatnya kan banyak.
Sakura langsung memasak ikan bakar, tempe dan tahu goreng, serta jus tomat. Yang namanya masakan Sakura, pastinya delicious!
Mama pulang dari arisan, kebetulan papa juga sudah pulang.
“Waah, ada ikan bakar! Siapa yang bikin?” tanya Papa yang baru pulang dinas dari Jakarta.
“Sakura dong,” kata Sakura.
“Wah, pasti enak.”
“Oh iya, Ra! Kemarin kan kamu ikut lomba mewarnai, tadi Mama ditelepon pihak penyelenggara Lomba Mewarnainya lho. Kamu dapat juara dua. Alhamdulillah kan? Nanti atau besok kita ambil hadiahnya di plaza.”
Hah? Aku juara dua? Bukannya juara dua Farla … batin Sakura. Sakura hampir tersedak jus stroberinya.
“Kenapa Ra?” tanya Mama.
“Enggak apa-apa. Cuma Sakura senang, aja. Plus kaget. Hehehe …” jawab Sakura walau sedikit bingung.
Benar apa yang dikatakan Riska! Aku harus segera telepon dia. batin Sakura. Sehabis makan, dia langsung meminjam HP Mama, dan menelepon Riska.
“Halo Ris!” sapa Sakura di telepon.
Hai! Ada apa telepon nih? Tanya PR ya? PR IPA halaman 32 kelompok C!” balas Riska, padahal Sakura enggak nanya itu.
“Bukan itu! Tapi ini penting, aku percaya pada omonganmu disekolah tadi.”
Percaya apa? hal penting apa? ayo bilang dong!
“Tadi kamu bilang Farla berbohong kan? Kayaknya emang benar, deh! Tadi Mamaku ditelepon pihak penyelenggara Lomba Mewarnai. Katanya aku juara dua lomba mewarnai di plaza kemarin!”
Tuh kan apa aku bilang! Sudah kuduga. Kita harus susun rencana, aku punya rencana bagus!
“Apa?”
Jadi ….” Riska pun memberi tahu apa idenya. Sakura hanya setuju.
^_^
Malamnya, Sakura, Mama, dan Papa mengambil hadiahnya. Ada piagam, piala, dan uang senilai tujuh ratus lima puluh ribu rupiah.
“Ma, Pa, boleh ke toko buku enggak?” tanya Sakura.
“Boleh dong. Tapi jatahmu hanya dua buku ya, Sayang.” Kata Papa. Sakura mengangguk senang.
“Hmm, buku apa ya?” Sakura memilih-milih buku KKPK. Akhirnya ia memilih KKPK Teman Tapi Musuh dan novel KKPK Batik Girls.
^_^
Pagi itu, Farla menyombongkan dirinya kembali. Kali ini dia “mengada-ngada” kalau dia baru saja ditelepon oleh penerbit bahwa naskahnya akan diterbitkan. Padahal, Farla kan tidak terlalu bagus dalam mengarang. Tugas mengarang pun ia mendapat C-.
“Hai Farla! Lihat deh apa yang aku bawa,” sapa Sakura hangat. Ia memperlihatkan piagamnya bertuliskan ‘Juara 2 Lomba Mewarnai di Plaza Indah’. Sontak, Farla terkaget.
“A … apa maksudmu?” tanya Farla kaget bercampur malu.
“FARLA!” seru Teman-Temannya marah. Termasuk Elayne yang membelanya kemarin. “Katamu kamu juara 2 lomba mewarnai di Plaza, ternyata kamu berbohong. Jangan-jangan soal penerbit itu kamu juga bohong. Dan yang lalu-lalu kamu juga bohong! Hebat sekali kamu Farla!”
Farla terdiam. Lalu menunduk. “Maafkan aku Teman-Teman. Selama ini aku sering iri karena Teman-Teman punya banyak prestasi dan nilainya selalu tinggi. Nilaiku selalu dibawah tujuh puluh dan tidak pernah mendapat 10 besar,”
Sakura tersenyum. “Tidak apa-apa! Jangan diulangi lagi ya! Lagian kalau kamu mau punya banyak prestasi dan nilai tinggi, perbanyak belajar dan latihan,” motivasi Sakura.
“Iya tuh, jangan kerjaannya bohong terus! Dosanya makin banyak, Allah jadi enggak ridho kamu dapat prestasi yang bagus,” cibir Riska. Ternyata dia masih sebal dengan Farla.
“Hehehe, Riska, maaf ya!” kata Farla. “Semuanya, maaf ya. Terutama Sakura yang telah aku bohongi.”
Semuanya mengangguk.
^_^
 Nah, gimana? Bagus, seru, kurang menarik, atau gak sesuai sama judul? Hehe maaf deh kalau kurang memuaskan-3- oh ya rencananya juga ini mau aku kirim ke penerbit. Doain semoga lancar ya, aminn.


3 komentar: