Minggu, 27 Januari 2013

Ceritaku dengan Adila Megasih

Hai semuanya! Nayaenterprise sekarang mau kasih cerita. Bukan fantasi lho! Sebenarnya, ini kenyataan yang pernah terjadi sama aku lho!

Aku punya sahabat baru, namanya Adila Megasih. Dia selalu memberikanku pesan di email banyak ... aku jadi kewalahan menjawabnya. Maksudnya, dia buat penjelasan banyak. Kataku sih, nggak masalah. Soalnya aku tahu, dia itu begitu karena ingin dekat denganku. Tapi, lama-lama, aku jadi bete pas menjawabnya. Tapi, aku enggak berani bercerita padanya. Takutnya, dia tersinggung. Tapi, pribadi Adila itu memang baik. Saat ngomong, dia selalu minta maaf sedikit-sedikit. Mungkin dia takut aku marah padanya. Padahal sejujurnya, aku yang harus bilangnya begitu. Karena aku memang selalu pendek menjawabnya. Tapi, aku enggak membenci Adila kok.

Suatu hari, Adila meminta aku membuka blognya: minkyadila-adila.blogspot.com. Aku pun membukanya. Aku melihat foto-fotonya. Melihat fotonya, aku teringat dengan saudaraku di Jambi yang bernama Balkis. Aku jadi rindu dengan Balkis dan akhirnya mencoba dekat dengan Adila. Sayangnya, aku terlambat. Setiap aku mengirim pesan, dia menjawabnya tidak lagi panjang. Tapi pendek-pendek. Aku agak sedih. Tapi, aku pun sadar. Selama ini, aku belum membuat Adila puas. Mungkin, masa-masa perkenalan di email dulu memang aku merasa dekat dengannya. Tapi mengobrolnya, aku jadi sering bad mood. Mungkin, sekarang dia yang bad mood.

Aku tergolong cerewet. Tapi kenapa, saat membalas message Adila atau teman yang lain, aku tergolong pendek menjawabnya. Entah kenapa, kadang-kadang, aku bertanya kalau punya rasa ingin tahu. Tapi rasanya, Adila yang gantian bad mood. Dia tidak banyak membalas pesanku. Aku jadi rindu Adila yang dulu. Kayaknya, Adila lebih suka main blog dan main games deh ... karena kami punya kesamaan, sama-sama suka bermain games Subway Surfers. Sebenarnya, aku sudah 100 kali berbalas pesan dengan Adila! Wow ...

Sekarang, aku jadi menyesal dan ingin minta maaf sama Adila. Tapi, aku berpikir. Apakah Adila akan membalasnya? Karena dia jarang membalasnya. Kattleya juga curhat begitu di email. Sekarang, aku menyesal dulu tidak terlalu menghargai Adila. Mungkin saja, dia kecewa denganmu.

Maafkan aku Adila ...!

5 komentar:

  1. Gimana? Apa ceritaku bagus? Kalau ada yang marah, bilang aja ya!

    BalasHapus
  2. Naila, aku sedih kalau kamu begitu. Kamu rindu aku yang dulu? Kenapa tidak bilang saja? Aku akan merubah aku yang sekarang menjadi aku yang dulu. Yang jelas, aku udah memaafkan kamu kok. Tenang aja :-)

    BalasHapus
  3. Naila, aku akan merubah diriku yang sekarang menjadi diriku yang dulu, kok. Tapi, aku nggak sanggup kirim email yang terlalu panjang :-D

    BalasHapus
  4. Makasih Adila
    aku sudah banyak membuat kamu susah..

    BalasHapus
  5. Engga, kok. Aku melakukannya dengan senang hati. Oh iya, kenapa kamu jarang online? (Aku bertanya dengan tidak marah kok, hanya bertanya saja)

    BalasHapus